Monday, 26 September 2011

INSTRUCTIONAL LEADERSHIP

Knowing is not enough; we must apply. Willing is not enough; we must do.
Johann von Goethe

Banyak sekali ‘topi’ manajer dan administrator yang harus dikenakan oleh seorang pemimpin sekolah pada titik yang berbeda dalam sehari. Perhatian sering kali  lebih banyak diberikan kepada dan administrasi tugas-tugas manajerial dan yang nerupakan turunan dari hirarki administrasi, padahal area sebuah sekolah adalah belajar dan mengajar. Peran  Instructional Leadership yang dapat diartikan sebagai pemimpin kurikulum  dirasa semakin memegang peran utama,  ditambah lagi berbagai research membuktikan bahwa kepemimpinan instruksional sangat penting dalam mewujudkan sekolah yang efektif. Diantara empat peran educational leadership , curriculum and pedagogical leadership memiliki kekuatan besar yang dapat mempertahankan keberadaan sebuah sekolah .


 Dalam konsepnya,  seorang kepala sekolah yang menjalankan peran sebagai pemimpin kurikulum, diajak untuk terus melakukan curriculum journey, mulai dari menentukan apa yang akan dicapai (menentukan tujuan) termasuk nilai apa yang ingin dimunculkan. kemudian  bagaimana mengorganisir pembelajaran diantaranya menentukan kebijakan pembelajaran, membuat silabus besar yang sesuai dengan tujuan sekolah  dengan menggerakkan semua ‘sumber’ (SDM, fasilitas, keuangan dll) untuk mencapainya. Journey terakhir adalah  bagaimana mengevaluasinya, dalam hal ini membuat refleksi dan memonitor  setiap perkembangan menjadi satu kewajiban seorang pemimpin kurikulum, karena dari sinilah  pembenahan dan inovasi muncul.
Melekat dalam konsep pemimpin instruksional adalah gagasan bahwa kurikulum dan pembelajaran  harus menjadi prioritas utama,  sementara hal lain berkisar pada peningkatan pelayanan yang tidak dapat disangkal adalah karakteristik dari setiap usaha pendidikan. Hence to have credibility as an instructional leader, the principal should also be a practicing teacher. Oleh karena itu untuk memiliki kredibilitas sebagai pemimpin instruksional,  seorang  kepala sekolah juga harus dapat berperan sebagai guru  profesional, yangInstructional leaders need to know what is going on in the classroom; an opportunity 'to walk the factory floor'. tahu apa yang sedang terjadi di dalam kelas dan apa kebutuhan siswa dan guru untuk mengoptimalkan pembelajaran. Aplikasi yang lain adalah menjadikan  kesempatan untuk ‘berjalan di lingkungan sekolahnya’ sebagai sebuah golden moment sehingga hal hal biasa dan luar biasa terjadi dapat ter-abadikan. Tidak banyak waktu yang dihabiskan di belakang mejanya.Many a time, principals are not in touch with what is going on at the classroom level and are unable to appreciate some of the problems teachers and students encounter.
Akhirnya dukungan yang kuat dari seluruh warga sekolah terhadap peran pemimpin kurikulum ini dapat membantu tercapainya tujuan sekolah. Dan sebagai sebuah sekolah yang memiliki cita cita mulia ‘membentuk generasi Rabbani’, Darul Abidin memiliki kesempatan besar untuk mewujudkannya. Tentunya dengan kerja keras dan semangat kebersamaan. (sharing dari pelatihan instructional Leadership sekolah Tara Salvia)

Allaahumma laa sahla illa maa ja altahuu sahlan wa anta taj alul hazna in syita sahlaa
(Ya Allah, tidak ada yang mudah, kecuali sesuatu yang Engkau jadikan mudah, Engkau menjadikan yang susah itu mudah.)

Oleh: Ainz

No comments:

Post a Comment