by Imam Sapargo
Usai
sudah Ujian Kenaikan Kelas (UKK) yang dilaksanakan selama seminggu
berturut-turut di SMPIT Darbi. Tinggalkan dahulu rumus-rumus fisika dan
kimia, kamus-kamus bahasa inggris dan bahasa arab, aljabar dan
sudut-sudut matematis, hapalan-hapalan peristiwa bersejarah dan
lapisan-lapisan yang menyelubungi bumi berupa udara ataupun air.
Tinggalkan itu semua, biarkan ia menjadi catatan-catatan dalam buku yang
kemudian dapat di baca kembali nanti. Karena ini saatnya untuk class
meeting.
Class
meeting kali ini berbeda dari biasanya. Jika disemester lalu kegiatan
class meeting berupa kompetisi olahraga futsal atau basket dan
keterampilan berbahasa inggris serta melukis tembok, kini class meeting
dihadirkan dalam bentuk permainan-permainan tradisonal. Seperti lomba
bakiak, catur jawa, galasin, enggrang, congklak, bekel, BT 7, prepet
jengkol, dan lompat karet.
Yang
menarik dari class meeting kali ini bukan hanya sewaktu pelaksanaannya,
melainkan telah dimulau jauh hari sebelumnya. Dimana ketika daftar mata
lomba yang telah disusun dan direncanakan oleh panitia diumumkan pada
para siswa. Pertanyaan-pertanyaanpun timbul ke permukaan dari para
siswa, “Kok gak ada futsal?”, “Cara mainnya bagaimana?”, dan “Permainan
apa sih itu?”
Pertanyaan-pertanyaan
itu begitu menggelitik dan menimbulkan sebuah interprestasi pemikirian.
Dimana garis merah atas semua pertanyaan itu adalah anak-anak smp di
zaman ini telah “terasing” dari permainan-permaian tradisonalnya, lebih
jauh lagi dengan kebudayaannya. Merek lebih asik dengan games-games
consule ataupun dari PC computer yang membuat mereka betah selama
berjam-jam dalam sebuah ruangan hingga mereka enggan untuk bermain di
luar rumah. Maka class meeting kali ini menjadi hal yang baru bagi
sebagian dari mereka untuk berlomba dan bermain permainan tradisional.
Permainan
bakiak adalah permainan yang terbuat dari sepasang kayu panjang yang
menyerupai sebuah sendal kemudian dipasangkan ban karet hitam untuk
pengait kaki para pemainnya. Jumlah pemain bakiak tidaklah baku,
disesuaikan dengan jumlah peserta yang diinginkan. Untuk kegiatan ini
setiap tim laki-laki ataupun perempuan terdiri dari 3 orang untuk
sepasang bakiak. Dipermainan ini secara tidak langsung mengajarkan
anak-anak untuk menyelaraskan diri mereka dengan teman-teman setim. Jika
tidak selaras, tersandung dan jatuh adalah konsekuensinya. Sebuah nilai
sederhana namun bermakna besar bagi mereka yang memainkannya. Adapun
yang keluar sebagai pemenang dari lomba ini adalah kelas 7D untuk
kategori tim putra dan kelas 8A utnuk kategori tim putri.
Adapula
lomba permainan selanjutnya adalah Enggrang estafet. Maksudnya adalah
masing-masing tim peserta lomba yang terdiri dari empat orang secara
bergantian atau estafet berjalan menggunakan enggrang sampai titik
finish yang telah ditentukan. Secara umum, permainan enggrang dibuat
dari sepasang bambu yang kemudian dijadikan pijakan sekaligus pegangan
para pemainnya. Namun demikian ada modifikasi sedikit untuk kegiatan
class meeting di SMPIT Darbi, dimana enggrangnya dibuat dari sepasang
batok kelapa yang dihubungkan dengan seutas tali rapiah. Keseimbangan
dan keselarasan antara tangan kiri dan kanan serta kaki kiri dan kaki
kanan diuji dalam permainan ini, dimana yang keluar sebagai juara adalah
kelas 8A putra.
Lomba
permainan tradisional tidak berhenti sampai disana. Ada lomba permainan
tradisional catur jawa. Catur jawa sendiri merupakan permainan catur
sederhana yang bisa dilakukan dimana saja dengan menggunakan media yang
sangat sederhana, yakni berupa 6 buah batu dan sebuah pola yang digambar
disebuah kertas. Meskipun demikian permainan individu atau perorangan
ini menuntut kecerdasan dalam pengambilan strategi yang cepat. Lomba ini
digelar di dalam ruangan yang kemudian memunculkan kelas 8A sebagai
juara dari kategori putra dan kelas 7A untuk kategori putri.
Selian
itu ada juga lomba permainan tradisional galasin. Secara teknis,
galasin adalah permainan tim atau kelompok yang terdiri dari 5 orang
yang dimainkan di lapangan terbuka. Peraturannya sederhana, tim yang
bertanding dibagi menjadi 2, yakni tim penjaga dan tim pencetak skor. Ke
2 tim tersebut nantinya akan berganti peran dengan estimasi waktu yang
telah ditentukan atau apabila tim pencetak skor dinyatakan tertangkap
semua (tim penjaga menyentuh atau mengenai pemain pencetak skor).
Diwaktu yang terbatas itu, tim pencetak skor harus melewati hadangan
dari tim penjaga untuk sampai disebuah titik dan kemudian kembali ke
titik sebelumnya, jika berhasil tim pencetak skor akan mendapatkan 1
point yang kemudian diakumulasi dengan pemain setimnya. Dan akhirnya
setelah pertarungan panjang, juara lomba galasin adalah kelas 8C untuk
kategori putri dan kelas 8A untuk kategori putra.
Berikutnya
ada lomba permainan tradisional congklak dan bekel yang khusus
diperuntukan untuk putri. Kedua permainan ini membutuhkan keterampilan
dan kecermatan tangan dengan strategi yang tersusun rapih. Bagaimana
caranya agar sewaktu kita bermain congklak kita tidak “ngeceng” (istilah
permainan congklak untuk menjelaskan sebuah lubang yang tidak boleh
diiisi sebagai konsekuensi kalah jumlah biji congklak dalam satu buah
putaran permainan congklak). Kemudian bagaimana caranya agar sewaktu
bermain bekel bola tetap berada dalam genggaman tangan sembari mengubah
posisi bekel. Terlihat mudah, tapi cukup sulit jika tidak biasa
memainkannya.
Ada
pula lomba prepet jengkol dan lompat karet untuk yang putri. Prepet
jengkol adalah permainan tradisional yang dimainkan oleh sebuah tim yang
terdiri dari 3-4 orang. Cara bermainnya, setiap tim membentuk lingkaran
dengan posisi tubuh saling membelakangi. Setelah itu, kaki mereka
saling mengangkat satu sama lain untuk kemudian membuat sebuah pola yang
saling terkait. Jika sudah tim tersebut kemudian bernyanyi lagu prepet
jengkol dan berputar sembari bertepuk tangan. Satu saja kaki dari tim
tersebut terjatuh, maka tim tersebut dinyatakan kalah. Dan sebagai
pemenang dari lomba ini adalah kelas 8C. Untuk lompat karet pun
demikian, permainan yang menarik yang membutuhkan ketangkasan dan
kemampuan daya lompat yang tinggi. Karet mulai dibentang dari pinggang
untuk dilompati dan terus sampai sejengkal di atas kepala yang memegang
karet. Apabila berhasil melompatinya kemudian berteriak “MERDEKA”.
Dimana yang keluar sebagai juara lagi-lagi adalah kelas 8C.
Lain
putri, lain pula putra. Khusus untuk putra ada lomba permainan
tradisional BT 7. Secara umum permainan ini hampir menyerupai olahraga
kasti, namun bedanya BT 7 tidak menggunakan alat pemukul dan menggunakan
batu berjumlah tujuh yang ditumpuk sebagai sasarannya. Jika sasarannya
telah jatuh, maka tim penjaga kemudian merapihkannya, yang tentunya
tidaklah mudah. Karena selalu mendapat gangguan dari tim lain. Agar tim
lawan tidak mengganggu penyusunan kembali BT 7 maka tim penjaga dibekali
sebuah bola untuk dilemparkan kepada tim lawan. Ini permainan sekaligus
olah raga yang menghibur. Tim putra kelas 8C keluar sebagai pemenang.
Para
pemenang dari setiap mata lomba permainan tradisional selanjutnya
mendapatkan sebuah setifikat, dimana hadiah lainnya yang diterima oleh
mereka berupa makan jajanan tradisional bersama-sama dalam sebuah ruang.
Ini sesuai dengan tema lomba, sehingga makanan jajan tradisional yang
disediakan seperti kue klepon, kue ape, kue lupis, dan kue gemblong.
Ditambah segelas es kelapa muda yang segar.
Inilah
class meeting SMPIT Darbi yang unik sekaligus mendidik. Selamat untuk
para pemenang, nikmati suguhan jajanan tradisional setelah
berpeluh-peluh mengikuti lomba permainan tradisional.
Sebuah nukilan lirik lagu dari dik doank yang berjudul “Maen Diluar”
Maen di luar yok.. maen diluar
Maen di luar yok ayok maen di luar
Ambil pelepah pisang, kita buat mainan
Mulai dari kena panah pe kuda-kudaan
Kudanya lari kencang
Penumpang tunggang langgang
Jalannya goyang-goyang
Jatuh celentang
Yuk kita maen dapu
Yang lain maen jampo
Wanita loncat karet
Yang laki maen benteng
Maen di luar yok.. maen diluar
Maen di luar yok ayok maen di luar
Daintara persiapan pementasan taeter, dekorasi, penilaian UKK, dan sekelumit agenda lainnya,
13 Juni 2012.
No comments:
Post a Comment